وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada ILAH (yang hak) melainkan Aku [La Ilaha illAllah], maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
[Surah Al Anbiya, 21 : 25]
Mengisahkan Nabi Harun عليه السلام tidak lepas dari kisah Nabi Musa عليه السلام, kerana beliau adalah juru bicara Nabi Musa عليه السلام ketika menghadap Firaun ataupun umat Nabi Musa عليه السلام sendiri. Kisahnya ketika Nabi Musa عليه السلام berhasil membawa umatnya keluar dari wilayah Mesir dan selamat dari kejaran Firaun yang ingin membunuh mereka.
Kini tibalah saatnya Nabi Musa عليه السلام untuk menerima wahyu dari Allah سبحانه و تعالى, beliau memerintahkan Nabi Harun عليه السلام agar menjaga umatnya, jangan sampai mereka kufur, lalu Nabi Musa عليه السلام naik ke gunung Thursina, untuk berkhalwat dan berpuasa sempat empat puluh hari.
Berbalik kepada kisah Nabi Harun عليه السلام yang ditugaskan oleh Nabi Musa عليه السلام untuk menjaga kaumnya sepeninggalan beliau naik ke Gunung Thursina. Ketika Nabi Musa عليه السلام turun dari bukit Thursina beliau terkejut, kaumnya telah tersesat. Mereka berpesta dan mensyirikkan Allah dengan menyembah patung anak sapi yang terbuat dari emas. Nabi Musa عليه السلام menegur saudaranya yaitu Harun yang telah diamanahkan agar menjaga umatnya.
Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat,
[Surah Taha, 20 : 92]
(sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?"
[Surah Taha, 20 : 93]
Nabi Harun عليه السلام berkata bahawa beliau sudah memperingatkan mereka agar tidak mensyirikkan Allah dengan sembahan anak patung sapi emas serta berdakwah dengan kalimah Laa Ilaha illAllah, namun mereka tidak mempedulikannya malah Nabi Harun عليه السلام dianggap orang yang lemah.
Dan demi sesungguhnya, Nabi Harun telahpun berkata kepada mereka sebelum itu: "Wahai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diperdayakan dengan patung itu, dan sesungguhnya Robb kamu ialah Allah yang melimpah-limpah rahmatNya; oleh itu, ikutlah daku dan taatlah akan perintahku"
[Surah Taha, 20 : 90]
Mereka menjawab: "Kami tidak sekali-kali akan meninggalkan penyembahan patung ini, (bahkan) kami akan tetap menyembahnya hingga Nabi Musa kembali kepada kami".
[Surah Taha, 20 : 91]
Setelah diselidiki ternyata Samiri-lah orang yang mengajak orang – orang itu membuat patung anak sapi dan menyembahnya. Nabi Musa عليه السلام marah sekali sehingga Samiri diusir, dan tidak boleh bergaul dengan masyarakat. Disebabkan Samiri terkena kutukan, jika ia disentuh atau menyentuh manusia maka badannya akan menjadi demam panas itulah siksaan di dunia, adapun nanti di akhirat ia akan di masukkan ke dalam neraka.
Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?"
[Surah Taha, 20 : 95]
Ia menjawab:" Aku mengetahui dan menyedari apa yang tidak diketahui oleh mereka, lalu aku mengambil segenggam dari kesan jejak Rasul itu, kemudian aku mencampakkannya; dan demikianlah aku dihasut oleh hawa nafsuku".
[Surah Taha, 20 : 96]
Nabi Musa berkata kepada Samiri: "Jika demikian, pergilah, (engkau adalah diusir dan dipulaukan), kerana sesungguhnya telah ditetapkan bagimu akan berkata dalam kehidupan dunia ini: ` Jangan sentuh daku ', dan sesungguhnya telah dijanjikan lagi untukmu satu balasan akhirat yang engkau tidak sekali-kali akan terlepas daripadanya. Dan (sekarang) lihatlah kepada ILAHmu yang engkau sekian lama menyembahnya, sesungguhnya kami akan membakarnya kemudian kami akan menghancur dan menaburkan serbuknya di laut sehingga hilang lenyap.
[Surah Taha, 20 : 97]
"Sesungguhnya ILAH kamu hanya Allah, yang tidak ada ILAH melainkan Dia, yang meliputi pengetahuanNya akan tiap-tiap sesuatu".
[Surah Taha, 20 : 98]
Nabi Musa عليه السلام berkata kepada kaumnya
Dan (kenangkanlah) ketika Nabi Musa berkata kepada kaumnya: " Wahai kaumku! Sesungguhnya kamu telah menganiaya diri kamu sendiri dengan sebab kamu menyembah patung anak lembu itu, maka bertaubatlah kamu kepada Allah yang menjadikan kamu; iaitu bunuhlah diri kamu. Yang demikian itu lebih baik bagi kamu di sisi Allah yang menjadikan kamu, supaya Allah menerima taubat kamu itu. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun (Penerima taubat), lagi Maha Mengasihani".
[Surah Al Baqarah, 2 : 54]
Kemudian Nabi Musa عليه السلام memerintahkan kaumnya yang telah mengIlahkan patung anak sapi supaya bertaubat kepada Allah سبحانه و تعالى dengan sebenar – benarnya taubat. Tujuh puluh orang di antara kaumnya yang beriman dengan Nabi Musa عليه السلام diajak ke bukit Thursina. Di ajak Nabi Musa عليه السلام untuk memohonkan ampun buat kaumnya yang berdosa.
Setibanya di atas bukit, datanglah awan tebal yang meliputi seluruh bukit, Nabi Musa عليه السلام dan kaumnya masuk ke dalam awan itu dan mereka segera bersujud. Selagi bersujud mereka mendengar percakapan Nabi Musa عليه السلام dengan Robb-Nya. Pada saat itu timbullah keinginan di benak mereka untuk melihat Allah سبحانه و تعالى.
Setelah Nabi Musa عليه السلام selesai bercakap – cakap dengan Allah سبحانه و تعالى, mereka berkata kepada Nabi Musa عليه السلام : ”Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami dapat melihat Allah dengan terang dan nyata”.
Dan (kenangkanlah) ketika kamu berkata: "Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sehingga kami dapat melihat Allah dengan terang (dengan mata kepala kami)". Maka kerana itu kamu disambar petir, sedang kamu semua melihatnya.
[Sural Al Baqarah, 2 : 55]
Sebagai jawapan atas kelancangan mereka itu Allah سبحانه و تعالى mengirim halilintar yang menyambar dan meragut nyawa mereka sekaligus. Nabi Musa عليه السلام sedih melihat nasib kelompok tujuh puluh itu, mereka adalah di kalangan orang yang beriman yang dikumpulkan dari kaumnya. Ia memohon kepada Allah سبحانه و تعالى agar mereka diampuni dosa-dosa mereka dan dihidupkan lagi.
Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.
[Surah Al Baqarah, 2 : 56]
Allah Subhanahu wa ta’ala mengabulkan doanya, tujuh puluh orang yang sudah mati itu dihidupkan kembali, Nabi Musa عليه السلام kemudian menyuruh orang – orang itu bersumpah untuk berpegang teguh dengan kitab Taurat sebagai pedoman hidup. Melaksanakan perintah – Nya dan menjauhi larangan- Nya.
Dan (ingatlah) ketika Kami mengikat perjanjian setia dengan kamu semasa Kami angkatkan bukit Tursina itu ke atas kamu (sambil kami berfirman): "Ambilah (dan amalkanlah ajaran Kitab Taurat) yang Kami berikan kepada kamu itu dengan bersungguh-sungguh, dan dengarlah (apa yang diperintahkan kepada kamu dengan mematuhinya)". Mereka menjawab: "Kami dengar, dan kami menderhaka". Sedang kegemaran menyembah (patung) anak lembu itu telah mesra dan sebati di dalam hati mereka, dengan sebab kekufuran mereka. Katakanlah (wahai Muhammad صلى الله عليه وسلم):" Amatlah jahatnya apa yang disuruh oleh iman kamu itu kalaulah kamu orang-orang yang beriman".
[Surah Al Baqarah, 2 : 93]
Catatan Kisah Nabi Harun Alaihi Salam
Nabi Harun عليه السلام hidup selama 122 tahun. Beliau wafat 11 bulan sebelum kematian Musa, di daerah al Tiih, yaitu sebelum Bani Israil memasuki Palestina.
Tentang Bani Israil, mereka memang nakal, banyak permasalahan dan susah dipimpin, tapi dengan ketabahan Nabi Musa عليه السلام dan Nabi Harun عليه السلام, mereka dapat dipimpin agar mengikuti syariat Allah Subhanahu wa ta’ala, sebagaimana terkandung dalam Taurat ketika itu.
Setelah Harun dan Musa wafat dunia, Bani Israel dipimpin oleh Yusya’ bin Nun. akan tetapi, setelah Yusya’ mati, sebahagian besar dari mereka meninggalkan ajaran Taurat.
Malah, ada kelompok mereka yang mengubah hukum di dalam kitab tersebut, sehingga menimbulkan perselisihan dan perbezaan pendapat, akhirnya menyebabkan perpecahan Bani Israil.
http://khazanahakhirat.blogspot.my/2017/11/kaum-yang-beriman-disesatkan-samiri.html
0 comments:
Post a Comment